Jumat, 27 April 2012

Day 2 of Malaysian Trip

Bangun pagi jam 06.30 waktu setempat, klo di Indonesia waktu 05.30, persis jam gw bangun kalau lagi liburan. Rutinitas pagi terus berlanjut, sembari nonton TV gw lihat channel channel Malaysia dan luar negeri. Gw terpaku sama slah satu kartun favorit gw yang udah lama gak ditontonin selama 2 tahun. Phineas and Ferb ! yihaaa kesampaian juga nonton. Waktu itu gw nonton 1 episode yang belom pernah ditonton, yaitu pas Phineas sama Ferb-nya bikin salju dan natal. Semuanya diundang untuk ikut ngerayain, kecuali ibunya. Pas episode itu juga ada Kelly Clarkson lhoo.
Kembali ke trip, gw sama ibu gw breakfast di hotel, sementara bapak gw breakfast di warung makan dekat hotel. Trip dimulai mengejar waktu check out, pertama mau ke Melaka Straits Mosque. Tapi bingung mau naik apaan, dari peta kelihatan jauh. Tanya orang, taksi ke Masjid Selat seharga RM 20, muahhal ! naik Trishaw ke sana katanya juga gak ada, klo jalan kaki juga butuh waktu 2 jam. Ya sudah dibatalkan saja, daripada tenaga atau uang dimutilasi banyak.
Maka dari itu kita pilih yang dekat dekat aja. Destinasi pertama adalah Museum Kesultanan Melaka. Museumnya ada di sebelah Porta de Santiago, sementara bangunannya itu replika dari Istana Kesultanan Melaka pas jaman dulu. Oh iya ada yang lupa, hari itu dan kemarennya polisi Malaysia sedang konvoi di jalanan kota, dan polisi polisi ber-paragliding di atas kota Melaka siang dan malam. Mirip kayak HUT TNI-AU yah...tapi ini HUT polisi Malaysia...yang ke 500! gila polisi sana jauh lebih tua daripada umur negaranya, nyamain umur kota Jakarta pula.
Kembali ke Museum Kesultanan Melaka, tiket masuk ke museum adalah RM 2/adult. Selain replika Istana, juga ada replika taman Istana Kesultanan Melaka. Museum ini memamerkan sejarah Kesultanan Melaka, mulai dari pendirinya hingga raja-rajanya. Terdapat pula replika tokoh tokoh Kesultanan Melaka, budayanya, sampai  diorama cerita Hang Tuah.



Habis dari Museum Kesultanan Melaka, kita jalan-jalan di tepi sungai Melaka sekaligus ngunjungin tempat tempat di dekatnya. Pertama foto-foto dan ngunjungin Melaka Sultanate Watermill. Kincir air ini kelihatannya baru, tapi katanya udah tua usianya. Karena di Melaka banyak museum dan banyak juga gratis, kita kunjungin salah satu museum di Melaka, yaitu Muzium Kastam Diraja Malaysia. Sebelum masuk kita harus isi buku tamu dulu, baru masuk ke museum. Hoalaah, gw mah gak perhatiin lama-lama, toh yang di-display rata rata barang barang hasil betakan dari perdagangan ilegal.


Habis keluar museum, kita masuk ke Replika Kapal Flor de La Mar di sebelahnya. Ini adalah replika kapal Portugis pada abad 15/ 16. Di dalamnya menceritakan sejarah perdagangan di Melaka. Sebelum masuk museum nya harus lepas alas kaki. Nggak lama juga di dalamnya, kita turun dan nyebrang ke toko di seberangnya. Kita beli snack khas Melaka, souvenir berupa gantungan kunci 6 buah RM 7, dan makan siang RM 5 sambil ngejar waktu check-out. Di hotel kita packing dan check out, juga manggil taksi untuk menuju Melaka Sentral.

Replika kapalnya guede lho

Akhirnya taksi nya datang di depan hotel, kita masukin bagasi, langsung tancap. Kita ke Melaka Sentral nya agak muter, jadinya bisa merhatiin kota Melaka lebih dalam lagi. Kita ngelewatin mall-mall besar Melaka macam Dataran Pahlawan dan Mahkota Parade juga sekitarnya yang mirip Kelapa Gading, kita juga ngelewatin Kampung Chittys, entahlah kenapa gw bisa tahu, gw tahu namanya juga dari buku panduan. Taxi nya puanaas banget, AC nya juga gak mempan. Menit demi menit tubuh gw menjerit mengeluarkan keringat, akhirnya sampe juga di Melaka Sentral. Langsung ke konter bus untuk beli tiket menuju KL- kita beli yang jam 14.30 tujuan TBS ( Terminal Bersepadu Selatan ).
Perjalanan ke KL memakan waktu 2 jam, tentunya tidur di bus. Sampai akhirnya kita sampai di TBS. Hoalaah, terminalnya bersih, rapi, dan teratur, Kampung Rambutan kalah jauh. Gimana nggak kedatangan ama keberangkatan bus nya aja diumumin lewat plang TV kayak di bandara. Nggak pake lama, kita ke  kaunter taksi untuk menuju KL, tarifnya RM 27. Dan gak pake argo. Di perjalanan kita ngelewatin beberapa landmark juga seperti Pasar Seni, Petaling Street, dan sekitarnya sampai kita tiba di hotel yang sudah di booking, Radius International Hotel. Lokasinya berada di Bukit Bintang, yaitu tempat travellers di KL. Istirahat sebentar dan berenang di kolam renang hotel, view nya cukup bagus ada KL Towernya. Petangnya kita mulai siap siap untuk bergerilya di KL malam hari.

To Be Continued...



Rabu, 25 April 2012

Malayan Trip : Malacca - KL - Genting

 Sekedar perkenalan dulu, ini adalah trip kedua gw keluar negeri, yang pertama ke Singapura ( bisa dilihat di postingan gw dibawah nya ) gw berangkat bersama kedua orangtua gw hehehe. Kita disana 5 hari, dari tanggal 21 April sampai tanggal 25 April. Kesana menggunakan Garuda Indonesia, mau pakai Air Asia harganya nggak jauh beda soalnya ( mendaratnya di KLIA deh :D ). Nge booking 2 hotel, untuk Melaka 1 malam, Hotel Seri Costa, dan untuk KL 3 malam, Radius International Hotel. oke langsung aja...

Day 1, 21st April 2012
Pagi pagi hari Sabtu udah bangun, bangunnya juga kayak mau masuk ke sekolah jam setengah 5. Bedanya ini bangun dengan ceria dan berseri seri, bukan dengan muka kusut dan suram seperti biasanya. Udah packing dan sarapan, kita langsung ke bandara Soekarno Hatta. Di bandara, check in, imigrasi, dll beres gak ada hambatan yang super-ribet, dan gak ngaret. Pesawat ke KL membutuhkan waktu 1 jam 38 menit, dengan waktu KL sama dengan WITA, artinya disana satu jam lebih cepat dari Jakarta. Akhirnya tiba di KLIA waktu 12.00 waktu setempat. Assalamualaikum Malaysia ! :) Setelah keluar pesawat, sambil berjalan gw memperhatikan bandaranya. Rapi, bersih, dan modern, Soekarno-Hatta pastinya kalah. Karena dari KLIA ini mau langsung ke Melaka, jadi agak lama di bandara soalnya masih bingung sama transportasinya kesana. Airport KLIA mempunyai 2 gedung terpisah, satu gedung belakang untuk boarding room dan satunya lagi di depan untuk check-in, imigrasi, pintu keluar ,dsb. Untuk menuju ke gedung depan kita naik Aerotrain yang menghubungkan keduanya. Di gedung depan, ibu gw beli sim card dulu-belinya yang Maxis paket internet BB.


Di imigrasi juga gak ngantri, tinggal maju-cap-selesai, lalu keluar dengan muka bingung. Bingung kenapa ? mau ke Melaka naik apa...kita tanya orang orang sekeliling, untuk naik bus ke Melaka harus ke LCCT dulu naik Aiport Liner seharga RM 2.5. Perjalanan ke LCCT membutuhkan waktu 20 menit. Klo di KLIA itu sepi dan tentram, di LCCT ramai dan sibuk-buk-buk!.Untuk ke Melaka harus naik Transnasional dari LCCT, so kita beli tiket busnya seharga RM 22/adult yang jam 14.00. Ibu gw beli McD untuk makan siang, sedangkan gw ke ruang tunggu bus dimana ayah gw menunggu.
Akhirnya bus yang akan dinaiki sampai di LCCT, masukin bagasi, dan naik. Perjalanan ke Melaka membutuhkan waktu 2 jam lebih. Sampai di Melaka Sentral jam 16.00, makan dulu di restoran Chinese halal lalu ke kota dengan taksi. Hmm...taksinya gak ada yang berargo, ya sudahlah dinaiki saja. Kami naik taksi seharga RM 20 dan selama perjalanan supir taksinya dengan bangga menjelaskan keunggulan dan kemajuan Melaka, katanya 1 hari aja gak cukup untuk menjelajahi Melaka sambil dijelaskan cara hidup dan sejarah Melaka, akhirnya sampai di hotel dan check in. Habis itu istirahat sebentar, salat, dan mandi, jam 18.00 kita mulai keluar mengunjungi places of interest nya Melaka. tempat tempatnya dekat dan bernilai sejarah tinggi karena dibangun rata rata pada abad 15 - 18.


Menara Taming Sari. Revolving tower setinggi 80 km ini berputar pelan ke atas selama 7 menit. Tiket atraksinya adalah RM 20/adult. Sebelum mengantri untuk naik, kita diharuskan berfoto terlebih dahulu di depan gambar pemandangan Melaka pada malam hari, terserah mau diambil atau tidak fotonya nanti, kalau diambil harus bayar. Kita nolak foto di depan gambar pemandangan Melaka karena pake "pemandangan sendiri" lebih heroik dan berarti hehe. Karena waktu naik gak sebanding ama harganya, maka pas naik kita sibuk foto foto pemandangan, mulai dari downtown, selat Malaka, dsb. yang lain sih gak sibuk foto segitunya soalnya yang naik waktu itu rata-rata orang lokal. 7 menit cepat sekali berlalu, kita pun turun dan menuju tempat berikutnya.

Gw dan Menara

Melaka Skyline beserta Selat Malaka

Sepanjang perjalanan berseliweran becak becak yang dihias nyentrik diiringi lagu. Bukan hanya lagu daerah sana, tapi lagu lagu zaman sekarang mulai dari lagu Indonesia sampai Western. Setelah berjalan terlihat sisa dari gerbang benteng yang tua. Porta De Santiago dibangun oleh Portugis pada tahun 1511 pastinya dibangun untuk mempertahankan eksistensinya di Melaka. Ketika memasuki sisa benteng yang kecil ini mulai tercium bau pesing, persis seperti bau pesing dekat sungai di Kota Tua Jakarta.

Gerbang benteng dari belakang
Nggak pake lama kita langsung naik bukit ke atasnya sembari berfoto foto. Di atas terlihat pula sisa bangunan peninggalan zaman kolonial yang hampir hancur. St. Paul Church adalah bekas gereja Katolik yang dibangun pada masa Portugis, lalu pada masa Belanda dijadikan gereja Protestan, dan pada masa British dijadikan gudang amunisi. Gereja yang sudah tak beratap ini tersimpan tombstones ( kalau gak salah ya :D ) peninggalan VOC. Di depan gereja terdapat menara lonceng yang tidak terlihat kuno dan patung St. Francis Xavier. Disitu juga kita menikmati angin sejuk Malaka dan sunset yang indah.

Patung St. Francis Xavier, perhatiin deh tangan kanannya

Ruins of St. Paul beserta menara lonceng

Kita pun turun dari bukit dengan rute yang berbeda untuk menuju Dutch Square. Di Dutch Square ini terdapat Stadhuys, Christ Church, Victoria Fountain, dan Tan Ben Swee Clock Tower. Christ Church dan Stadhuys adalah bangunan peninggalan Belanda yang dicat merah. Christ Church merupakan gereja Protestan pertama di Malaysia, sedangkan Stadhuys adalah balai kota pada zaman Belanda yang sekarang dijadikan museum. Kalau di kita Stadhuys itu museum Fatahillah. Di sana ramai banget sama turis-turis dan didepan Stadhuys dijadikan tempat jualan souvenir sekaligus tempat mangkal becak.

Christ Church saat senja

Malam sudah tiba, kita menuju atraksi berikutnya yaitu Melaka River Cruise. Harganya 15 RM/adult, sementara untuk warga Malaysia dikenai RM 10/adult. . Ternyata Melaka River dan bangunan sekitarnya kalau pas malam hari lebih indah ! Perjalanan 45 menit sepanjang 9 KM itu dihabiskan dengan berfoto foto Sungai Melaka dan bangunan sekitarnya. Kita melewati rumah-rumah Peranakan, kampung Melayu, St. Francis Xavier Church, Melaka River Pirate Park, dsb. Ombak sungainya lumayan deras, jadi muncrat ke kapal kadang kadang. Setelah 9 KM dijelajahi, kita balik lagi menuju jetty. Jembatan jembatannya juga diberi nama walaupun kecil, kayak Jembatan Kg. Jawa, Hang Tuah, dsb. Selama perjalanan balik dilengkapi pula dengan audio guide berbahasa Melayu dan Inggris. Jadi pas perjalanan balik ini sang pengemudi harus mengemudikan perahu sesuai dengan audio guide nya karena audio guide ini menjelaskan tentang bangunan-bangunan di sebelah sungai agar keterangan yang dijelaskan audio guide nya pas sama bangunan-bangunan yang sedang dilewati.
Sedang ber-cruising di malam hari ^^
Salah satu jembatan yang diberi nama


Habis turun dari perahu, kita langsung menuju Jonker Street. Ini adalah chinatown nya Melaka. Waktu itu lagi malam minggu, jadi ada pasar malam. Di depan Jonker Street dipasang balon naga, padahal Imlek udah jauh lewat. Disana pasar malam nya ya kayak di Indonesia, jual macam macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, souvenir, dsb. Bangunannya bergaya shophouse Peranakan.
Tak jauh dari Jonker Street, ada sebuah masjid yang cukup menarik perhatian. Ternyata itu adalah Masjid Kampung Kling, dibangun pada abad 18. Yang unik lagi apa ya...bentar gw lihat buku panduannya dulu. Minaretnya terinspirasi dari arsitektur Hindu Jawa, serta unsur yang lain juga terinspirasi dari gaya gaya arsitektur luar. Habis itu kita ke sebuah taman di Jonker Street, lumayan ramai sama pengunjung.

Masjidnya ngingetin ama yang di Jawa yaah ?

Karena udah gempor dan ngantuk, kita langsung balik ke hotel. Sebelumnya makan malam dulu di food court di dekat hotel. Makannya rendang, Idiih rendangnya kebanyakan gajih pula, jadi makannya dikit nih. Udah ah tidur dulu...